At-Tibyan #29 | Adab Seorang Mu'allim (2)

  • By Sinwan
  • Kuliah Abuya
  • 1 year ago

At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an #29           

Adab Seorang Mu'allim (2)

 

Seorang pengajar hendaknya menjaga tangannya dari bermain-main dan menjaga kedua matanya dari pandangan yang tak perlu. Seorang pengajar pun hendaknya duduk dengan sopan dan berwibawa dalam mengajar serta tenang dan menghadap ke arah kiblat. Pakaian yang dikenakan hendaklah putih bersih. Tidak apa menggunakan pakaian selain pakaian putih, tapi hal itu untuk menyempurnakan adab. Tubuh dalam kondisi bersih itu juga termasuk menghargai ilmu.

Imam Ibnu Malik sangat bersemangat dalam mengajarkan ilmu kepada muridnya, beliau sangat senang mengajarkan ilmu hadits kepada muridnya.

Imam Ibnu Malik juga masih seperkawanan dengan Imam Nafi’. Imam Malik ahli dalam ilmu hadits dan tasawuf dan Imam Nafi’ ahli dalam ilmu qiro’at Al-Qur’an.

Saat seorang pengajar sampai ke tempat mengajar, hendaklah seorang pengajar tersebut mengerjakan sholat sunnah dua rokaat baik di masjid maupun di tempat lain, karena makruh hukumnya jika tidak sholat sunnah ketika mengajar di dalam masjid. Seorang pengajar juga diperbolehkan duduk bersila atau duduk yang berposisi sopan yang lain. Seperti contoh bahwa Abdulloh Ibnu Mas’ud yang mengajar di masjid dengan posisi duduk bersila.

Menjadi seorang pengajar privat itu pecuma karena seorang pengajar tak pantas datang kepada muridnya. Termasuk adab yang benar-benar harus diperhatikan adalah hendaknya seorang pengajar tidak merendahkan ilmu dengan mendatangi tempat murid yang akan belajar kepadanya, meskipun murid itu berderajat tinggi seperti kholifah atau dibawahnya. Bahkan seorang pengajar harus menjaga ilmu dari hal tersebut sebagaimana para ulama’ salaf menjaganya. Ilmu itu lebih cepat terserap ketika di tampat-tempat yang istimewa.

 

Untuk penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di channel youtube PPSQ Asy-Syadzili 1.

Kategori :Kuliah Abuya
Penulis :Almazy