At-Tibyan #30 | Adab Muta’allim

  • By Sinwan
  • Kuliah Abuya
  • 1 year ago

At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an #30

Adab muta’allim

 

Adab mua’llim juga termasuk adab muta’allim, serta ditambah dengan menjauhi pekerjaan-pekerjaan yang dapat memalingkan diri dari memperoleh ilmu, kecuali memang pekerjaan itu harus diambil karena sebuah kebutuhan.

Apabila seseorang tidak mencari ilmu dengan alasan tidak punya biaya maka dirinya termasuk orang yang bodoh, sebab jika kita melihat lagi pada diri kita, sesungguhnya kita memiliki banyak modal.

Yang benar yaitu ingin mencari ilmu tapi tidak punya apa-apa, maka harus mencari dengan sebatas ilmu tersebut contoh: seseorang berkhidmah dalam mencari ilmu untuk membayar syariah, tapi apabila punya banyak biaya untuk mencari ilmu jangan sampai berfikir yang macam-macam, cukup fokus pada satu titik terlebih dahulu kecuali keadaan darurat.

Seyogyanya sang muta’allim mensucikan hati terlebih dahulu dari penyakit-penyakit dan kotoran hingga bersih karena akan diisi dengan Al-Qur’an, ibarat sebuah batu permata yang membutuhkan tempat yang indah, Al-Qur’an juga akan menempat pada hati dan diri yang bagus, maka dari itu kita harus istimar (mengamalkan dari hasil mencari ilmu) terlebih dahulu.

Apalah manfa’atnya mencari ilmu jikalau kelakuan kita masih tetap dari yang sebelumnya karena buahnya ilmu adalah mengamalkannya, rugilah bagi kita jika betapa lelahnya mencari ilmu tapi ilmu tersebut tidak diamalkan.

Kemudian sang murid juga harus bertawadhu’ serta hormat kepada sang mua’llim karena hormat lebih baik daripada taat, jika kita melihat dalam bahasa ta’lim apabila seseorang tidak taat kepada Allah maka ia telah melakukan maksiat dan apabila seseorang tidak hormat kepada Allah maka ia akan kufur, kalau kita bandingkan keduanya maka akan lebiah berat kufur dari pada maksiat, maka dari itu dikatakan bahwa hormat lebih baik dari pada ta’at.

Serta sang murid juga harus beradab kepada sang guru meskipun lebih muda, tidak terkenal atau nasab sang guru dibawah murid, misal gurunya berasal dari kalangan orang biasa sedangkan sang murid adalah keturunan nabi.

Iman Syafi’i  pernah dawuh, “Ilmu itu cahaya dan diturunkan Allah tidak pada orang maksiat.

 

Untuk penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di channel youtube PPSQ Asy-Syadzili 1.

Kategori :Kuliah Abuya
Penulis :Almazy