At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an #36
Semangat muta’allim dalam mencari ilmu (2)
Seorang murid hendaknya berangkat di waktu pagi untuk belajar kepada sang guru dan seorang murid juga harus memiliki rasa simpatis. Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah berkahilah umatku pada waktu pagi hari.”
Hendaklah ia konsisten menjaga hafalannya dan tidak mendahulukan orang saat tiba gilirannya, karena mendahulukan orang dalam urusan ibadah itu hukumnya makruh, namun jika mendahulukan orang dalam urusan kesenangan nafsu itu hukumnya sunnah.
Jika dihadapkan pada suatu pilihan antara adab dan fadhillah, maka pilihlah adab. Tapi, jika hal tersebut adalah perintah guru tak apa.
Jangan sampai kita hasud dalam suatu perkumpulan. Hasud adalah sebuah keinginan untuk merebut kenikmatan dari orang lain.
Kita sebagai murid juga tidak boleh bangga dengan diri sendiri (ta’ajub) dari yang apa yang kita hasilkan. Hafal Qur’an itu adalah fadhlullah, jangan bangga dan tidak usah sombong. Sebab dalam firman-Nya, disebutkan bahwa Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk dihafal.
Cara menghilangkan sifat ta’ajub adalah dengan mengingatkan diri bahwa keistimewaan itu anugerah dari Allah SWT dan itu juga karena Allah SWT telah menitipkan kepadan kita. Sedangkan cara menghilangkan sifat iri atau hasud adalah mengetahui bahwa kelebihan pada orang lain itu hanyalah hikmah dari Allah SWT dan menjadikan itu fadhillah. Tidak sepatutnya ia menentang dan membenci hikmah yang telah Allah kehendaki, sementara Allah tidak membenci hal itu.
Untuk penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di channel youtube PPSQ Asy-Syadzili 1.