At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an #42
Memelihara Bacaan Al-Qur’an di Malam Hari
Seorang Hamilul Qur’an hendaknya lebih banyak membaca hafalan Qur’an nya di waktu malam, misal jika siang hari ia membaca 5 juz maka di malam hari membaca 10 juz.
Orang yang membaca Qur’an ketika berdiri dalam keadaan sholat maka untuknya 100 pahala kebaikan, jika duduk dalam keadaan sholat maka ia akan mendapat 50 pahala kebaikan, bila ada orang yang mempunyai wudhu membaca Qur’an dalam keadaan tidak sholat maka untuknya 25 kebaikan, dan jika seseorang membaca Qur’an tapi tidak mempunyai wudhu maka untuknya 10 kebaikan.
Jika kau mencari amal untuk dunia maka tenanglah, tidak usah terlalu terburu-buru, karena kamu masih mempunyai waktu yang panjang.Tapi, jika kau mencari amal untuk akhirat maka segerakanlah karena waktumu akan habis, sebab kita tidak tahu hari esok kita masih hidup atau tidak untuk mencari amal akhirat, maka dari itulah pentingnya seseorang untuk membaca Qur’an di malam hari.
Tidak ada seorangpun ahlul kitab di Indonesia, karena ahlul kitab itu hanyalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.Jika Yahudi maka mereka berasal dari zaman Nabi Musa As dan jika mereka Nasrani maka mereka berasal dari zaman Nabi Isa As hingga keturunan-keturunannya, merekalah yang dinamakan ahlul kitab.
Contoh dari ahlul kitab adalah Abdullah bin Salam yang merupakan seorang tokoh dari Yahudi, ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam, dan yang mengislamkannya adlaah seorang pemuda berumur 16 tahun, yakni Mus’ab bin Umair, dan berkat kejadian inilah banyak orang Yahudi yang berbondong-bondong masuk Islam.
Diriwayatkann dalam kitab Al-Bukhori dan Muslim dari Rasulullah SAW, sesungguhnya beliau bersabda : “Sebaik-baiknya hamba ialah Hamba Allah yang mengerjakan sholat di waktu malam.”
Hadist ini menceritakan tentang Abdullah bin Umar yang selalu menjaga sholat malam, beliau selalu istiqomah hingga beliau wafat, dan beliau tidak pernah tidur malam kecuali hanya sebentar saja.
Pada hadist lain, dalam kitab shohih Al-Bukhori dan Muslim terdapat riwayat : Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti Fulan, dia mengerjakan shalat pada waktu malam lalu dia meninggalkannya.”
Maksud dari hadits tersebut, yakni Rasulullah berpesan kepada Abdullah untuk tidak terlalu memaksakan diri, karena dikhawatirkan jika ia terus begitu, maka suatu saat ia bisa meninggalkannya. Jadi kita harus mengukur kemampuan kita untuk melakukan suatu hal, tapi kita juga harus melatih diri kita sedikit demi sedikit, agar dengan ini kita bisa menjadi istiqomah melakukan shalat setiap malam.
Untuk penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di channel youtube PPSQ Asy-Syadzili 1.