Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an #23
Adab Mu’allim kepada Muta’allim
Hendaklah seorang mu’allim bersikap lembut kepada sang murid, merasa senang dengan kedatangannya, serta bersikap baik kepada sang murid sesuai dengan keadaannya (tidak membedakan karena kemampuannya).
Sesungguhnya Nabi SAW. Bersabda: “Sesungguhnya umat manusia akan mendatangi kalian semua dari seluruh penjuru dunia untuk belajar ilmu, maka berwasiatlah (berbuat baiklah pada mereka) dengan cara menunjukkan kepada mereka jalan yang benar, serta berikanlah ilmu yang kamu miliki.”
Hendaklah seorang mu’allim memiliki sifat kasih sayang terhadap muridnya seakan mereka adalah anaknya sendiri, seperti memperhatikan kondisinya, memaklumi perilakunya, selalu membenarkan kesalahannya, dll.
Seorang mu’allim menjadi tuan bagi budaknya (murid), maka dari itu mu’allim memiliki tanggung jawab yang sangat besar karena pasti murid menuruti semua yang di perintahkan sang guiru.
Hendaklah guru jangan terlalu memikirkan sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah (rezeki), cukuplah Allah yang mengurusinya, jangan sampai dengan bekerja mencari rezeki membuat sang guru melalaikan ibadahnya kepada Allah yakni mengajari sang murid.
Sang guru juga seyogyanya melakukan semua karena Allah, yaitu tidak memaksakan sang murid harus faham atau pintar, akan tetapi melakukan kewajiban menjadi seorang guru yang baik.
Untuk penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat di channel youtube PPSQ Asy-Syadzili 1.