Tukang Sol Sepatu Mendapat Pahala Haji walau Tak Berangkat Haji

  • By ferdy Maulidan
  • Hikayat
  • 1 year ago

Seorang ulama ahli hadis dari Khurasan bernama Abdulah Ibnu Mubarak suatu ketika melaksanakan ibadah haji. Setelah melaksanakan hajinya beliau tertidur dan bermimpi melihat 2 malaikat turun dari langit dan kemudian 2 malaikat tersebut berdialog satu sama lain.

Malaikat 1:“Berapa jumlah jamaah haji tahun ini?”

Malaikat 2:“Ada 600 ribu orang.”

Malaikat 1:”Berapa yang hajinya diterima?”

Malaikat 2:”Tidak ada yang diterima kecuali seorang tukang sepatu dari Damaskus yang bernama Ali bin Muwaffaq. Dia tidak menunaikan ibadah haji, akan tetapi hajinya diterima dan seluruh dosanya diampuni. Bahkan berkat dia ibadah seluruh jamaah haji diterima oleh Allah.”

Mendengar hal tersebut Abdullah Ibnu Mubarak langsung terbangun. Dirinya heran amalan apa yang dilakukan Ali bin Muwaffaq sehingga dia mendapatkan pahala haji padahal dia tidak melaksanakan ibadah haji. Setelah seselai menunaikan ibadah haji Abdullah memutuskan untuk berangkat ke Damaskus menemui Ali bin Muwaffaq untuk menanyakan perihal tersebut.

Sesampainya di Damaskus, Abdullah mencari kediaman Muwaffaq hingga akhirnya berhasil. Begitu menemukan kediaman Ali bin Muwaffaq, Abdullah segera menuju kediaman Ali bin Muwaffaq. Setelah tiba di depan rumah Ali bin Muwaffaq, Abdullah Ibnu Mubarak mengucapkan salam sambil mengetuk pintu.

Setelah dipersilahkan masuk, Abdullah menceritakan mimpinya. Abdullah meminta Ali bin Muwaffaq untuk menceritakan perihal hajinya.

Ali bin Muwaffaq bercerita bahwa selama 40 tahun dirinya berkeinginan melaksanakan ibadah haji. Maka, dirinya menabung dari hasil berjualan sepatu untuk bekal menunaikan haji hingga tabungannya mencapai 350 dirham.

Pada saat itu, istrinya yang tengah mengandung mencium aroma sedap dari masakan tetangganya. Sang istri meminta kepada Ali bin Muwaffaq agar bisa mencicipi masakan tersebut.

Untuk memenuhi keinginan sang istri, Ali bin Muwaffaq akhirnya pergi ke rumah tetangganya. Sesampainya Ali bin Muwaffaq mengutarakan maksud kedatangannya.

Mendengar hal itu tetangganya menangis dan berkata:

"Sudah tiga hari anakku tidak makan.Tadi aku melihat keledai mati tergeletak dan memotong sebagian tubuhnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini tidak halal bagimu."

Hal tersebut membuat hati Ali bin Muwaffaq merasa iba. Ia kembali ke rumahnya dan mengambil tabungan hajinya. Lalu uang tabungan tersebut diberikan kepada tetangganya.

Ali bin Muwaffaq berkata, "Belanjakan uang ini untuk anakmu." Dalam hati dirinya berkata, "Inilah hajiku."

"Demikian perjalanan hajiku," tutur Ali bin Muwaffaq kepada Abdullah Ibnu Mubarak.

Setelah mendengarkan cerita Ali bin Muwaffaq, Abdullah berkata. "Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan Penguasa Kerajaan Surga adalah benar keputusan-Nya," ujar Abdullah Ibnu Mubarak membenarkan mimpinya.

Kategori :Hikayat
Penulis :ferdy